Senin, 13 April 2020

Bentuk-bentuk Kelompok Sosial, lengkap dengan contohnya

KELOMPOK SOSIAL TERATUR
1.     Kelompok Informal (Informal Group) dan Kelompok Formal (Formal Group)
Kelompok informal adalah kesatuan hidup manusia yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan berulang kali dan pertemuan tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.
Contohnya, Klik (clique) yaitu suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok-kelompok besar. Klik tersebut ditandai dengan adanya pertemuan-pertemuan timbal balik antaranggota, biasanya bersifat antara kita saja (egalitas).

Kelompok formal adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh angota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-angotanya. Hubungan antaranggota berlangsung secara terkoordinasi melalui usaha-usaha untuk mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi. Kegiatannya didasarkan pada aturan-aturan yang sebelumnya sudah ditentukan. Organisasi biasanya ditegakkan pada landasan mekanisme administratif. Staf administratif bertanggung jawab memelihara organisasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi.
Contohnya, unit kepolisian lalu lintas terdiri atas bagian-bagian, yaitu bagian administrasi, lapangan atau patroli, logistik, pembinaan atau penyuluhan.

2.     Kelompok Okupasional (Occupational Group) dan Kelompok Volunter (Voluntary Group)
Kelompok okupasional adalah kelompok yang terdiri atas orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis. Kelompok okupasional biasa terdapat pada masyarakat heterogen. Pada masyarakat ini berkembang sistem pembagian kerja yang semakin didasarkan pada pengkhususan atau spesialisasi. Warga masyarakat melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Melalui keahliannya, mereka membantu masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Oleh karena itu, muncul kelompok-kelompok profesi yang terdiri atas kalangan profesional yang seolah-olah mempunyai monopoli terhadap bidang ilmu dan teknologi tertentu.

Kelompok volunter mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang daya jangkaunya semakin luas. Mereka mencoba memenuhi kepentingan anggota dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga tidak mengganggu kepentingan masyarakat secara luas.

3.     Kelompok Keanggotaan (Membership Group) dan Kelompok Acuan (Reference Group)
Kelompok keanggotaan (membership group atau appartenance group) adalah kelompok yang menunjukkan seseorang secara resmi dan secara fisik menjadi anggota. Orang lain dapat dengan mudah dan pasti menentukan dari kelompok mana orang tersebut berasal atau sebagai anggota kelompok mana melalui tanda pengenal yang dimilikinya.
Contohnya, Andi berprofesi sebagai guru, bukti yang menunjukkan dia sebagai anggota dari membership group adalah Kartu Anggota PGRI yang menjelaskan bahwa Andi telah diterima secara sah sebagai anggota PGRI.


Kelompok acuan (reference group) adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan anggota kelompok (orang dari luar kelompok) menerima pengaruh dari suatu kelompok, dia menjalin ikatan batin dan berusaha menyesuaikan diri serta mengidentifikasikan diri dengan kelompok tadi karena dia berpandangan bahwa kelompok tersebut berguna untuk mengembang kan kehidupannya. Contohnya, Andi sebagai anggota PGRI menjalin hubungan secara tersembunyi atau terang-terangan dengan koperasi yang ada di daerahnya. Walaupun bukan anggota koperasi tersebut, dia berusaha mengembangkan prinsip-prinsip koperasi dalam kehidupannya karena terbukti bahwa koperasi sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi keluarganya. Koperasi dalam hal ini merupakan reference group bagi Andi.

Kenyataan sosial menunjukkan bahwa jumlah anggota masyarakat yang menjadi reference group jumlahnya relatif banyak, terutama dengan kelompok keagamaan. Artinya tidak menjadi anggota resmi agama tertentu, tetapi mereka berusaha menyesuaikan diri dengan ajaran agama yang secara hakiki dapat menciptakan ketenangan dan kebahagiaan hidup.

Dalam keadaan tertentu, antara reference group dan membership group agak sulit dipisahkan. Contohnya, seorang anggota partai politik menjadi anggota DPR. DPR merupakan membership baginya, tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada partainya. Hal ini sering menampak kan segi-segi negatif karena anggota dewan yang terhormat terlampau berpegang pada prinsip-prinsip reference group (partainya).

         
menurut W.G. Sumner kelompok sosial dibedakan menjadi dua yaitu: In group Dan Out group
In-Group adalah kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dalam menunjukkan In-Group-nya dalam kehidupan sehari-hari diungkapkan dengan kalimat : kelompok saya, group saya, Kami, dsb. Dalam hal ini sikap-sikap in group pada umumnya di dasarkan pada faktor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok. Yang dalam anggota in group ditandai dengan kerjasama, persahabatan, keteraturan dan peradamain.

Out-Group adalah kelompok sosial yang oleh individu-individu diartikan sebagai
musuh kelompoknya atau lawan In-Group. Out-Group sering diungkapkan dengan istilah : kelompok mereka, group mereka, kelas mereka, dsb. Sikap-sikap out group yang ditanda dengan antagonisme antipati. Dalam out group ditandai dengan sikap ketidakpedulian, kebencian, permusuhan dan sikap saling membenci. Kelompok sosial terbentuk atas dasar perasaan individu terhadap kelompk itu.

Seiring dengan terbentuknya suatu kelompok social, timbul pula sikap dan perasaan diantara para anggotanya yang disebut perasaan In-Group. Orang-orang yang tidak termasuk ke dalam In-Group dianggap sebagai orang-orang Out-Group. Sikap dan perasaan terhadap anggota In-Group adalah sikap dan perasaan kepada orang dalam, sedangkan sikap dan perasaan terhadap anggota out-group adalah sikap dan perasaan kepada orang luar.

5.     Solidaritas Mekanik Dan Solidaritas Organik

Solidaritas Mekanik:
solidaritas mekanis, dimana individu yang diikat dalam suatu bentuk solidaritas memiliki "kesadaran kolektif" yang sama dan kuat. Karena itu individualitas tidak berkembang karena dilumpuhkan dengan tekanan besar untuk menerima konformitas. Contoh masyarakat yang memiliki solidaritas ini adalah masyarakat pra-industri dan masyarakat pedesaan.
Doyle Paul Johnson (1994), secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial/masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanik, yakni;
1.      Pembagian kerja rendah;
2.      Kesadaran kolektif kuat;
3.      Hukum represif dominan;
4.      Individualitas rendah;
5.      Konsensus terhadap pola normatif penting;
6.      Adanya keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang;
7.      Secara relatif sifat ketergantungan rendah;
8.      Bersifat primitif atau pedesaan.

ü  Relatif berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja
ü  Terjadi di Masyarakat Sederhana
ü  Ciri dari Masyarakat Tradisional (Pedesaan)
ü  Kerja tidak terorganisir
ü  Beban lebih berat
ü  Tidak bergantung dengan orang lain

Solidaritas Organik:
Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Ketergantungan ini diakibatakan karena spesialisasi yang tinggi diantara keahlian individu. Spesialisasi ini juga sekaligus merombak kesadaran kolektif yang ada dalam masyarakat mekanis. Akibatnya kesadaran dan homogenitas dalam kehiduan sosial tergeser.
Doyle Paul Johnson secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosial/masyarakat yang didasarkan pada solidaritas organik, yakni;
1.      Pembagian kerja tinggi;
2.      Kesadaran kolektif lemah;
3.      Hukum restitutif/memulihkan dominan;
4.      Individualitas tinggi;
5.      Konsensus pada nilai abstrak dan umum penting;
6.      Badan-badan kontrol sosial menghukum orang yang menyimpang;
7.      Saling ketergantungan tinggi; dan
8.      Bersifat industrial perkotaan.

ü  Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja
ü  Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks
ü  Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan)
ü  Kerja terorganisir dengan baik
ü  Beban ringan
ü  Banyak saling bergantungan dengan yang lain

6.     Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer (Primary group) adalah kelompok sosial pertama, tempat individu saling mengenal, berinteraksi sosial, dan bekerja sama yang cukup erat. Kelompok primer dapat diartikan sebuah satuan kelompok yang jumlah anggotanya hanya sedikit dan mempunyai hubungan yang dekat serta langgeng. Kelompok primer disebut juga face-to-face group, adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya sering berhadapan muka antar yang satu dengan yang lain. Kelompok yang hubungan sosial antar anggotanya berlangsung dalam kedekatan fisik, akrab, personal dan emosional. Keakraban ini menciptakan kehangatan dan kebersamaan. Tak jarang interaksi berbentuk kerja sama dan bersifat pribadi. Antarindividu saling mengenal dan memahami. Kelompok primer umumnya bercirikan kriteria sebagai berikut:

Ciri-ciri kelompok primer

1.      Adanya kedekatan fisik antaranggota.
2.      Jumlah anggota relatif kecil sehingga mudah saling mengenal.
3.      Adanya rasa solidaritas yang tinggi di antara anggotanya. Solidaritas ini dilandasi oleh kesadaran akan saling ketergantungan dan memegang nilai-nilai yang sama.
4.      Merasa memiliki nasib yang sama dan sejarah perjalanan hidup yang sama.
5.      Menjadi tempat berlindung atau mencari kehangatan secara fisik dan emosional.
6.      Adanya hubungan yang didasarkan pada ikatan darah atau garis keturunan yang sama.

Kegunaaan Dari Kelompok Primer
  1. Membentuk kualitas-kualitas dasar human filantropis (berdasarkan cinta kasih terhadap sesama umat manusia).
  2. Mengembangkan kepekaan dasar sosial, religious, spiritual serta kultural.
  3. Menata emosial, spiritual.
  4. Membentuk frame personality (kepribadian diri).

Kelompok sekunder (secondary group) adalah kelompok sosial kedua, tempat individu berhubungan sosial yang anggotanya cukup banyak sehingga interaksinya kurang intensif dan kurang erat. Hubungan antar anggota dalam kelompok sekunder lebih obyektif dan rasional, dan peran kelompok sekunder dalam kehidupan manusia ialah untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama. Kelompok sekunder berfungsi untuk mencapai sebuah tujuan tertentu agar kelompok tersebut lebih mempunyai peran sebagai sarana bukan hanya tujuan. Kelompok ini sifatnya formal, impersional, parsial serta dilandaskan pada keuntungan kelompok itu semata.
Ciri-ciri Kelompok Sekunder
  1. Anggotanya lebih banyak dari kelompok primer.
  2. Bersifat rasional
  3. Bersifat formal.
  4. Timbul perasaan yang tidak tentram antar anggotanya.
  5. Adanya spesialisasi yang sangat berbahaya atau ekstrim
7.     Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (gesellschaft)

Paguyuban (Gemeinschaft) adalah kelompok sosial yang anggota anggotanya berhubungan secara erat; intim, eksklusif (keanggotaannya hanya untuk orang-orang tertentu), privat (sifat hubungannya pribadi). Paguyuban merupakan bentuk kelompok sosial dimana para anggota – anggotanya memilki keterikatan hubungan batin yang cukup murni karena bersifat alamiah dan juga kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa persatuan dan kesatuan batin yang sudah dimiliki oleh setiap anggotanya. Kelompok sosial ini bersifat nyata dan juga terorganisir. Paguyuban yang juga memiliki sebutan lain yakni gemeinschaft dapat ditemukan pada kehidupan masyarakat di sekitar kita.
Ciri pokok dari paguyuban dapat dibagikan menjadi tiga kategori yakni
1.      Intimate (hubungan menyeluruh yang cukup erat)
2.      Private (hubungan yang bersifat pribadi)
3.      Exclusive (hubungan yang hanya dikhususkan bagi para anggotanya dan tidak kepada orang lain yang bukan anggotanya).
gemeinschaft dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Gemeinschaft ikatan darah (gemeinschaft by blood)
2. Gemeinschaft ikatan tempat (gemeinschaft of place)
3. Gemeinschaft ikatan ideologi/pemikiran (gemeinschaft of mind)

a.      Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok paguyuban ini dapat disebut sebagai kelompok genealogis. Maksud dari kelopmok genealogis merupakan kelompok yang terbentuk karena adanya ikatan darah dari para anggota-anggotanya. Kelompok genealogis memiliki tingkatan solidaritas dan ikatan batin yang cukup tinggi karena adanya keyakinan mengenai kesamaan nenek moyang dan juga kekeluargaan.
Contoh : karena tempat dalam lingkungan masyarakat dapat ditemukan pada masyarakat disekitar kita, yang mana membentuk RT (Rukun Tetangga) dan juga Rukun Warga (RW). Keterikatan yang mengikat masyarakat ini adalah karena adanya kesamaan tempat para anggotanya bermukim dalam suatu wilayah.


b.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Kelompok paguyuban yang dimaksud dalam paguyuban ini  adalah karena tempat dapat terbentuk berdasarkan keberadaan lokalitas atau lokasi yang sama.
Contoh dari paguyuban yang terbentuk karena ideologi adalah partai politik, partai politik yang berdasarkan agama, serta lembaga sosial masyarakat yang terbentuk karena kesamaan ideologi dan juga tujuan yang dimiliki para anggotanya.
c.       Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Kelompok paguyuban yang dimaksud dalam paguyuban karena ideologi didasarkan atas kesamaan ideologi atau pemahaman yang dimiliki oleh para anggotanya.
Yang terakhir contoh jenis paguyuban karena ikatan darah, yang mana memiliki bentuk seperti keluarga dan juga kelompok kekerabatan. Seperti paguyuban keluarga besar orang ternama, dan juga keluarga besar yang memiliki marga yang sama.

Patembayan (gesellschaft) adalah bentuk kehidupan bersama yang mana di antara anggotanya tersedia ikatan lahir serta bersifat pokok dalam kurun waktu yang relatif pendek. Patembayan yakni kelompok sosial yang anggota-anggotanya berhubungan dengan dasar kepentingan. Struktunya bersifat mekanis semacam mesin yang setiap komponennya mempunyai kegunaaan masing masing. Hal semacam itu terjadi sebab dalam masyarakat patembayan yang diutamakan adalah berjalannya sebuah perjanjian serta kontrak yang mempunyai tujuan tertentu serta bersifat rasional. Contoh masyarakat patembayan adalah hubungan organisasi politik atau dunia industri sifatnya pun sementara.
Ciri-ciri kelompok patembayan adalah sebagai berikut:
1.      hubungan antar anggota yang bersifat formal
2.      memiliki ekonomi dan tidak kekal
3.      memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
4.      lebih didasarkan pada kenyataan sosial


Adanya hubungan perasaan kasih sayang
Hubungan antaranggota bersifat formal
Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
Tidak suka menonjolkan diri
Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
Lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
Hubungan antaranggota bersifat informal

8.     Kelompok Okupasional dan Kelompok Volunteer 
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis atau profesi yang sama.
Contoh dari kelompok okupasional adalah kelompok profesi, seperti asosiasi sarjanafarmasi, Ikatan Dokter Gigi Indonesia, dan lain-lain.
Kelompok Volunteer adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama, namun tidak mendapatkan atensi dari masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
Contoh nya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Front Pembela Islam (FPI), Palang Merah Indonesia (PMI)


KELOMPOK SOSIAL TIDAK TERATUR
Bermacam-macam kelompok sosial yang tidak teratur, dapat dimasukkan ke dalam dua golongan besar yaitu :
1.      Kerumunan (crowd)
Kelompok-kelompok yang tidak teratur nampak dalam kerumunan masa. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara dan tidak terorganisasi. Kerumunan dapat saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya bersifat spontan dan tidak terduga. Individu-individu yang merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu sebagai berikut :
2.      Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1)    Formal audiences (pendengar yang formal)
Kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contoh : penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
2)    Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah direncanakan)
Kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Contoh : orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya.

3.      Kerumunan bersifat sementara
1)    Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)
Contoh : orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dsb. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang.
2)     Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)
Orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3)    Spectator crowds (kerumunan penonton)
Terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya tak terkendalikan.
4.      Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds)
1)     Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)
Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2)    Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Contoh : orang-orang mabuk












1.     Partikularisme
Dalam kamus besar bahasa Indonesia partikularisme adalah merupakan sistem yang mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum. Selain itu dapat juga disebut dengan perspektif budaya yang berorientasi kontinjensi dan menggunakan berbagai standar evaluatif yang didasarkan pada hubungan dan situasi.
Ciri Partikularisme adalah sebagai berikut:
1.      Individualis
2.      Heterogen
3.      Mobilitas tinggi
4.      Berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Contoh dari partikularisme adalah peristiwa partikularisme bangsa Israel (Yahudi) yang dapat dilihat dalam hubungannya dengan suku bangsa lain (non-Yahudi). Bangsa Israel tidak akan melaksanakan pernikahan dengan suku bangsa lain. Tidak hanya itu, di dalam kehidupan sehari-hari juga banyak sekali contohnya, misalnya seseorang yang ingin selalu di anggap paling benar dan paling baik.

2.     Universalisme
Universalisme adalah sistem paham dimana penyatuan seluruh subyek menuju ke satu opini yang dianggap mampu mencangkup keseluruhan aspek.
Dalam bahasa Latin ditemukan kata universum yang berarti “alam semestadunia”.Dari kata itu, dibentuk kata sifatnya, yaitu “universalis”, yang artinya umum, mencakup semua, menyeluruh. Dalam bahasa Inggris, kata Latin universalis menjadi universal. Kata ini dapat berarti konsep umum yang dapat diterapkan pada sisi mana pun.
Dari kata universalis dan universal itulah istilah universalisme berasal. Jadi Universalisme adalah paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus. Keselamatan yang didapatkan itu adalah anugerah Allah. Bahasa Yunani mengenal istilah ini dengan apokatastasis. Kata ini umumnya dipakai pada masa patristik.] Kata ini juga memiliki keterkaitan dengan kata Yunanikatholikos, yang berarti universalisme Istilah ini pertama kali muncul di Inggris sekitar abadke-17, diEropa dan di Amerika sekitar abad ke-18.


3.      EKSKLUSIVISME
Berasal dari bahasa Inggeris (exclusive) yang bermakna sendiri dengan tidak disertai orang lain, berdiri sendiri, terpisah dari yang lain, dan tidak memiliki hubungannya dengan yang lain.•Eksklusivisme Islam bererti suatu faham atau pandangan tentang Islam yang tertuntut.•Eksklusivisme adalah salah satu cara pandangan agama Kristian terhadap agama-agama selain Kristian.•Pendekatan eksklusivisme menyatakan bahawa agama Kristian merupakan satu-satunya jalan keselamatan. •Dengan kata lain, ia merupakan sesuatu fahaman yang mengajarkan bahawa Kebenaran itu hanya milik salah satu Agama, Golongan, Kelompok dan Aliran tertentu sahaja. Selain daripada itu adalah salah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyusun Best Practices

  LK 3.1 Menyusun Best Practices   Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi...